Rabu, 06 November 2013

Pendidikan Islam Kritis

 Islam membangkitkan kesadaran kritis, umat perlu menoleh sejarah nabi, dimana mereka diutus untuk melawan segala bentuk penindasan dan kesewenangan penguasa. Mereka muncul untuk mengenalkan pada masyarakat tentang nilai-nlai keadilan yang terus ditelikung oleh kepentingan penguasa. Bahkan penolakan para pembesar Quraisy terhadap ajaran Muhammad, salah satu motifnya karena agama ini diikuti oleh orang miskin yang derajadnya disejajarkan dengan golongan lain. Jika Muhammad hanya mengajarkan ke-Esaan Tuhan tanpa menyerang tatanan ekonomi dan sosial yang pincang serta tidak melarang riba secara keras, mudah saja suku Quraisy menerima Islam.
Perlawanan keras yang dilancarkan kaum Mekah bukan karena sikap keras Quraisy terhadap ajaran Nabi, melainkan karena factor ekonomi dan politik, dimana mereka khawatir ajaran Muhammad akan mengancam asset ekonomi yang mereka kuasai.
Muhammad ditakutkan akan membangun bentuk kekuasaan politik yang baru dalam masyarakat oligarki yang telah ada. Sementara itu Islam di tangan Muhammad menjadikekuatan yang memberantas segala kesewenangan sehingga melaluinya sejarah tentang harta mulai dirombak. Hal ini didasarkan karena harta dalam Islam juga dapat melalaikan manusia dari ajaran Allah (QS.63:9), memandang bahwa Islam harta harus memiliki fungsi social.
Nabi sadar bahwa bahasa bisnis dan ekonomi lebih mudah dipahami oleh manusia dimanapun, karena manusia memiliki dorongan untuk mencari keuntungan. Sehingga bahasa tersebut dipakai untuk media menyampaikan pesan, ayat-ayat Al-Qur'an pun juga menyebut banyak kosa kata bernuansa ekonomi, seperti perdagangan, bangkrut, untung, rugi, kekayaan, kemiskinan dsb. Demi membela kaumnya, Muhammad lebih memilih memimpin kaum tertindas dan mengambil gaya hidup seperti mereka. Daya tarik
Islam bukan hanya pada isi wahyunya, melainkan didukung oleh semangat hidup dari pemimpinnya. Dalam posisi seperti itulah dimensi-dimensi revolusioner Islam untuk pembebasan secara sistematis telah dituangkan. Di sini Islam memiliki tiga prinsip penting kekuatan social, yaitu:
1. Islam mendasarkan dakwahnya untuk aksi menuju perubahan positif. Belenggu struktur menjadi perhatian utama dengan mengandalkan salah satunya pada keimanan subyektif dalam diri setiap pribadi.
2. Keyakinan akan keunggulan dan kebenaran Islam sebagai satu-satunya agama, dengan ini segala pemecahan atas segala permasalahan dapat dicari alternatifnya.
3. Islam adalah rahmatan lil alamin, bersikap terbuka dan memberikan pencerahan kehidupan manusia. Pemihakan diberikan kepada kebenaran, bukan pada pemegang asset ekonomi, penyandang kekuasaan, dan petinggi masyarakat, melainkan seluruh lapisan umat, utamanya mereka yang hak-haknya terampas.
4. Islam memiliki hubungan yang erat dengan ummat secara langsung, diharapkan mampu mewujudkan sebuah metodologi bagi perubahan sejarah.

Tidak ada komentar: