Islam
membangkitkan kesadaran kritis, umat perlu menoleh sejarah nabi, dimana
mereka diutus untuk melawan segala bentuk penindasan dan kesewenangan
penguasa. Mereka muncul untuk mengenalkan pada masyarakat tentang
nilai-nlai keadilan yang terus ditelikung oleh kepentingan penguasa.
Bahkan penolakan para pembesar Quraisy terhadap ajaran Muhammad, salah
satu motifnya karena agama ini diikuti oleh orang miskin yang derajadnya
disejajarkan dengan golongan lain. Jika Muhammad hanya mengajarkan
ke-Esaan Tuhan tanpa menyerang tatanan ekonomi dan sosial yang pincang
serta tidak melarang riba secara keras, mudah saja suku Quraisy menerima
Islam.
Perlawanan keras
yang dilancarkan kaum Mekah bukan karena sikap keras Quraisy terhadap
ajaran Nabi, melainkan karena factor ekonomi dan politik, dimana mereka
khawatir ajaran Muhammad akan mengancam asset ekonomi yang mereka
kuasai.
Muhammad
ditakutkan akan membangun bentuk kekuasaan politik yang baru dalam
masyarakat oligarki yang telah ada. Sementara itu Islam di tangan
Muhammad menjadikekuatan yang memberantas segala kesewenangan sehingga
melaluinya sejarah tentang harta mulai dirombak. Hal ini didasarkan
karena harta dalam Islam juga dapat melalaikan manusia dari ajaran Allah
(QS.63:9), memandang bahwa Islam harta harus memiliki fungsi social.
Nabi
sadar bahwa bahasa bisnis dan ekonomi lebih mudah dipahami oleh manusia
dimanapun, karena manusia memiliki dorongan untuk mencari keuntungan.
Sehingga bahasa tersebut dipakai untuk media menyampaikan pesan,
ayat-ayat Al-Qur'an pun juga menyebut banyak kosa kata bernuansa
ekonomi, seperti perdagangan, bangkrut, untung, rugi, kekayaan,
kemiskinan dsb. Demi membela kaumnya, Muhammad lebih memilih memimpin
kaum tertindas dan mengambil gaya hidup seperti mereka. Daya tarik
Islam
bukan hanya pada isi wahyunya, melainkan didukung oleh semangat hidup
dari pemimpinnya. Dalam posisi seperti itulah dimensi-dimensi
revolusioner Islam untuk pembebasan secara sistematis telah dituangkan.
Di sini Islam memiliki tiga prinsip penting kekuatan social, yaitu:
1.
Islam mendasarkan dakwahnya untuk aksi menuju perubahan positif.
Belenggu struktur menjadi perhatian utama dengan mengandalkan salah
satunya pada keimanan subyektif dalam diri setiap pribadi.
2.
Keyakinan akan keunggulan dan kebenaran Islam sebagai satu-satunya
agama, dengan ini segala pemecahan atas segala permasalahan dapat dicari
alternatifnya.
3. Islam
adalah rahmatan lil alamin, bersikap terbuka dan memberikan pencerahan
kehidupan manusia. Pemihakan diberikan kepada kebenaran, bukan pada
pemegang asset ekonomi, penyandang kekuasaan, dan petinggi masyarakat,
melainkan seluruh lapisan umat, utamanya mereka yang hak-haknya
terampas.
4. Islam
memiliki hubungan yang erat dengan ummat secara langsung, diharapkan
mampu mewujudkan sebuah metodologi bagi perubahan sejarah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar