Papan Nama Balai Desa |
Saya
: dos pundi pak . . . (dari mana pak)
Bapak : dos pundi pak?
Bapak : dos pundi pak?
Saya
: dos pundi pak . . . (tanya yang kedua kalinya, agak bingung)
Bapak
: dos pundi pak?!!!!!
Saya
: dos pundi pak . . . (tanya yang ketiga kalinya, tambah bingung)
Bapak
: dos pundi pak?
Saya
: ?(kabur kembali ke Base Camp)
Sebuah
dialog yang membingungkan, saat saya mencoba mencari informasi dan mencoba
mengakrabkan diri dengan cara wawancara semi terstruktur, tenyata malah saya
yang KO karna yang saya wawancarai adalah golongan orang Idiot dan orang gila. Begitulah
sebuah keadaan ditempat ini yang terpelosok ditengah hutan, jalan yang tak
karuan. Namun harus kami lewati sebagai suatu pengalaman yang sangat berharga. Kami
akan mencoba memaparkanya sedikir sesuai dengan laporan kami dulu (201).
A. Aspek Geografi
Dusun Krajan, Ds.Paringan, Kec.Jenangan di Kab
Ponorogo merupakan desa yang asri dikelilingi oleh perkebunan hutan jati dan
kelapa. Jarak desa dari ibu kota Kecamatan 6KM dan jarak desa ke ibu kota
kabupaten 18 KM. Batas-batasnya Desa Ngrogung (Utara Kec.Ngebel), Hutan Sukun (Selatan
Kec.Pulung), Desa Nglayang (Barat Kec.Jenangan), Desa Wates (Timur Kec.jenangan).
![]() |
Peta dusun Krajan |
B. Aspek Demografi
Januari 2012[1]
No.
|
Perincian
|
LK
|
PR
|
Jumlah (LK +
PR)
|
1.
|
Penduduk awal
bulan ini
|
2972
|
3039
|
6011
|
2.
|
Kelahiran
bulan ini
|
3
|
1
|
4
|
3.
|
Kematian
bulan ini
|
3
|
2
|
5
|
4.
|
Pindah bulan
ini
|
6
|
6
|
12
|
5.
|
Pendatang
bulan ini
|
-
|
-
|
-
|
Jumlah
|
2966
|
3032
|
5998
|
Aktivitas pekerjaan diluar sektor
pertanian adalah bekerja ke luar desa atau ke luar negeri. Bekerja ke luar desa
misalnya ke Lamongan atau ke suatu desa lain di Kabupaten Ponorogo sebagai guru
maupun bekerja di industri ataupun pekerjaan yang lain.[2]
Sedangkan ke luar negeri, umumnya di dominasi oleh para perempuan yang bekerja
sebagai pembantu rumah tangga. Negara tujuan TKW adalah Taiwan, Hongkong, Korea, Arab Saudi dan Malaysia. Namun, untuk TKI/TKW
yang berasal dari dusun ini mayoritas ke Taiwan dan yang ke dua ke Malaysia.[3]
Hasil mereka bekerja di luar negeri
umumnya digunakan untuk membangun rumah yang bergaya ke-kota-an atau
memperbaiki rumah dan membeli perabotan rumah. Sepanjang pengamatan kami selama
6 hari di Dusun Krajan, kondisi rumah warga di sepanjang jalan utama desa atau
jalan ke timur dan barat dari kantor balai desa tepatnya di RT. 03/RW.01, rumah
warga nampak mewah dan bergaya kota sedangkan di RT yang lain nampak biasa saja
seperti umumnya rumah orang desa.
C. Aspek Ekonomi
a.
Pertanian
b.
Usaha Dagang dan Home Industri di Dusun Krajan
D. Aspek Kebudayaan
a. a. Pernikahan
b.
Tingkepan
E. Aspek Pendidikan
Mayoritas
warga Krajan adalah lulusan SMP atau MTs. Setelah lulus mereka lebih cenderung
untuk membantu orang tua atau mencari uang, tidak melanjutkan ke bangku SMA.
Warga di atas usia 20 tahun umumnya mayoritas sebagai petani. Sedangkan para
pemuda yang telah lulus SMP dan sebagian yang lain lulusan SMA, kebanyakan para
pemuda pemudi Krajan ke luar desa atau ke luar negeri untuk mencari uang. Hal
itu dilakukan baik sebagai keinginannya sendiri maupun ajakan teman.
F. Aspek Kesehatan
Dusun Krajan Desa Paringan Kecamatan Jenangan
Kabupaten Ponorogo terkenal akan
kampung gila, maksud dari kampung gila disini adalah banyaknya penduduk Krajan
yang mengalami penderita sakit jiwa. Dengan adanya kabar tersebut, para
wartawan berdatangan ingin mencari suatu informasi yang mengekspos berita
tentang fakta akan adanya orang gila yang berada di Desa Paringan dan khususnya
di Dusun Krajan. Berita tersebut sudah menyebar ke berbagai media masa seperti
televisi, internet, koran dan lain sebagainya. Adanya kabar tersebut mendapat perhatian lebih dari pemerintah Jawa Timur.
Di Dusun Krajan terdapat 16 orang
yang menderita gangguan jiwa dari 14 KK. Satu KK yaitu dari keluarga Demes
terdapat 3 orang penderita dengan sebab
sakit jiwa karena keturunan. Selain penderita gangguan jiwa, di Desa
Paringan juga terdapat warga yang idiot yaitu berjumlah 6 orang. 6 orang itu
hanya satu orang yang berasal dari Dusun Krajan, yaitu Tukimin (35 tahun), yang
berada di RT.03/RW.02. Di samping ada penderita gangguan jiwa dan idiot, cukup
banyak pula warga yang mengalami cacat tubuh.
Berdasarkan
data yang kami dapat diketahui bahwa jumlah keseluruhan penyandang cacat yang
berada di Dusun Krajan adalah 28 orang. Berbeda dengan dusun-dusun yang lain,
yaitu Semambu; 24 orang, Krangkungan; 5 orang, dan Bagusan; 33 orang. Total
jumlah penyandang cacat di Desa Paringan adalah 90 orang.
TEMUAN PROBLEM
MASYARAKAT DUSUN KRAJAN
a.
Kesehatan
Ada
dua faktor penyebab gangguan jiwa yang terjadi di Dusun Krajan, yaitu faktor genetika dan faktor depresi karena masalah yang dialami.
Ø Faktor
Genetika
Bagi
masyarakat Dusun Krajan penduduk yang mempunyai gangguan jiwa merupakan hal
yang tidak terlalu mengejutkan bagi mereka. Gangguan jiwa bagi penduduk Dusun
Krajan adalah hal yang sudah biasa dan umum bagi warga Dusun Krajan. Terdapat
beberapa penduduk yang berada di sekitar rumah warga yang mengalami gangguan jiwa
disebabkan karena faktor genetika,
yaitu berjumlah 12 orang penderita gangguan jiwa yang disebabkan oleh faktor
keturunan. Jika dalam garis keturunan dalam satu keluarga
terdapat satu anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa maka, secara garis besar anak turunnya akan
mengalami gangguan jiwa pula. Misalnya,
seorang ibu yang mengalami gangguan jiwa, anaknya tidak mengalami gangguan
jiwa, tetapi ada cucunya yang menderita.[4]
12 orang penderita gangguan jiwa disebabkan faktor
keturunan ini tersebar di Krajan RT.01 sampai RT. 04 di RW. 01 maupun RW. 02.
Untuk lebih jelasnya dapat di lihat di tabel 1.6 di Bab II.
Ø Faktor
masalah yang terjadi dalam pekerjaan.
Dalam
proses FGD (focus group discussion) beberapa warga juga memberikan satu
informasi jika warga yang mengalami gangguan jiwa disebabkan karena faktor
masalah yang terjadi pada pekerjaannya. Contohnya, Sainah (35 tahun), warga Krajan RT.04/RW.01. Sepulangnya bekerja
dari Malaysia, ia mengalami depresi yang amat sangat. Ia menuikah dengan
seorang lelaki. Dari hasil pernikahannya ia dikaruniai dua orang anak. Keduanya
putri. Tetapi kemudian suaminya meninggalkannya dan membawa serta kedua
anaknya. Sainah pun menjadi depresi hingga gila. Sebagai penyaluran masalah
yang membebaninya itu, ia ungkapan melalui dinding rumahnya sebelah barat. Di
dinding tersebut ia ungkapkan segala keluhan hati dan pikirannya selama ini.
Di Dusun Krajan sendiri terdapat empat orang penderita
gangguan jiwa disebabkan depresi. Keempat orang tersebut tersebar di RW. 01,
yaitu di RT.03 terdapat dua orang, RT.04 satu orang dan yang di RW.02 terdapat
satu orang penderita yaitu di RT.04.
Selain Sainah, penderita gangguan jiwa karena depresi
adalah Salamah (30 tahun). Rumahnya tepat di depan rumah Pak Heru (Kamituwo
Dusun Krajan) yang berada di RT.04/RW.01. salamah mengalami depresi sejak
kembali bekerja dari Lamongan. Namun, berdasarkan penuturan Pak Sarno, tetangga
Salamah. Wanita yang kesehariannya berada di rumah dan suka memberi makan
kambingnya ini, depresi disebabkan ditinggal pacarnya. Singkat cerita, Salamah
akan menikah dengan pacarnya tersebut. Namun, karena pacarnya telah mengetahui
bahwa salamah kurang normal, akhirnya ia membatalkan pernikahannya
tersebut.Kambing yang dimilki Salamah saat ini adalah kambing bantuan dari PT.
Semen Gresik. Bantuan tersebut diberikan untuk membantu kondisi perekonomian
warga yang menderita gangguan jiwa.
A.
TKI (Tenaga Kerja Indonesia)
Mengingat Dusun Krajan ini lebih banyak yang menempat
tinggali para kakek-kakek dan nenek-nenek yang lulusan SD. Bahkan banyak diantara mereka yang masih buta huruf. Karena
para anak mereka kebanyakan merantau ke luar negeri untuk menjadi TKI/TKW.
Tingkat buta huruf di dusun Krajan ini masih terbilang sangat tinggi pasalnya
pada angka kelahiran di bawah tahun 2000 rata-rata buta huruf. Sedangkan pada
tingkat kelahiran di atas tahun 2000 lulusan sampai dengan SMA. Namun, banyak
sebagian dari mereka memilih untuk melanjutkan di Pondok pesantren.
Terlepas
dari itu semua (Pembangunan Infrastruktur), ada fakta menarik yang kami temukan
tentang realita sosial di Krajan. Hampir seluruh kawula muda atau orang-orang
menempuh pendidikan jenjang SMA, para kawula muda lebih suka untuk merantau ke
kota besar atau menjadi Tenaga Kerja Indonesia (TKI) dan Tenaga Kerja Wanita
(TKW). Alhasil dalam keseharian kami, kami hampir tidak pernah melihat
aktivitas dari kawula muda di kota pemasok TKI terbesar di Jawa Timur ini.
Dampak
dari urbanisasi yang dilakukan oleh kawula muda setidaknya telah mempengaruhi
stabilitas yang terjadi dalam realitas sosial, di usia yang masih produktif
mereka telah meninggalkan tanah mereka yang sangat subur dan juga meninggalkan
dusun mereka yang membutuhkan SDM dalam usia produktif, terlebih mayoritas
warga di dusun ini berpendidikan rendah kebanyakan dari mereka lulusan MTS
(SMP-Sederajat). Sehingga dari segala kegiatan otomatis hanya terlihat sebagian kawula muda saja yang terlihat
aktif, hal itu bisa dilihat di acara besar seperti pada acara maulid Nabi
Muhammad SAW yang di selenggarakan di dusun ini pada tanggal 12 Pebruari 2012.
Untuk lebih lengkapnya pemasalahan yang terdapat di dusun
Krajan dapat di lihata di analisa pohon masalah di bawah ini:
![]() |
Analisi Pohon Masalah |
Analisis dari pohon masalah di atas, kampung gila di Desa Paringan Kecamatan Jenangan Kabupaten Ponorogo.
Kini terkuak sebuah Desa
yang dihuni puluhan orang yang mengalami gangguan jiwa. Mereka menyebutnya “kampung gila” terletak di desa
Paringan kecamatan Jenangan yang merupakan daerah lereng kaki gunung Wilis yang
rata-rata dihuni warga yang hidup dibawah garis kemiskinan.
Desa Paringan (di dalamnya juga termasuk Dusun Krajan)
dinamakan kampung gila karena banyaknya jumlah penduduk dari kampung tersebut
yang menjadi penyandang gangguan jiwa. Bahkan untuk Dusun Krajan sendiri penduduknya
yang menjadi penyandang gangguan jiwa ini mencapai 1% dari jumlah penduduk di Dusun
tersebut, yaitu 1.379 jiwa.Ada beberapa penyebab yang mengakibatkan banyaknya para penyandang
gangguan jiwa ini di Dusun ini. Ada di antara mereka yang menyandang
gangguan jiwa dikarenakan faktor keturunan. Dan adapula yang dikarenakan
faktor ekonomi yang lemah. Dan pernikahan sedarah.
c. Tekanan
beban hidup
Warga
Dusun Krajan mengalami gangguan jiwa/ idiot dikarenakan adanya pandangan bahwa
kebahagiaan adalah ketika mampu membangun rumah, membeli perabotan tertentu dan
keinginan-keinginan yang lain. Di samping itu, kondisi tetangga yang lebih
mampu membuat mereka merasa tertekan kenapa tidak mampu seperti tetangganya.
Akibat pandngan seperti ini, membuat warga bekerja keras untuk mendapatkan
uang. Memang hal ini tidak terjadi pada semua warga yang membandingkan kondisi
ekonominya dengan orang lain. Bagi mereka yang berpandangan seperti ini,
membuat mereka bekerja keluar negeri untuk mengumpulkan uang yang lebih banyak
dari sebelumnya ketika mereka hanya bekerja di dalam desa. Fakta yang terjadi
adalah ketika mereka pulang dari bekerja dari luar negeri ataupun luar Ponorogo,
sekembalinya ke Krajan mereka menjadi gila atau depresi.
d. Faktor
keturunan
Akibat
adanya pernikahan sedarah di antara warga Krajan itu sendiri. Di mana
pasangannya menderita gangguan jiwa. Sehingga kemudian berdampak pada anak
keturunannya. Hal ini dapat dilihat pula bahwa kondisi ekonomi ternyata mampu berpengaruh dalah kasus ini.
Mereka yang miskin bertemu dengan yang miskin, akibatnya kekurangan gizi
sehingga kebutuhan untuk kesehatannya kurang terpenuhi. Umumnya warga juga
memandang bila seseorang kaya mana mungkin dijodohkan dengan orang yang miskin.
Secara status sosial mereka akan gengsi. Sehingga pilihan jodoh atau pasangan
merekalihat juga dari sisi ekonomi maupun normal tidaknya orang tersebut.
e. Kurangnya
akses pendidikan masyarakat miskin
Penyebab
yang ini disebabkan tingkat ekonomi warga yang rendah. Masyarakat tidak mampu
mengakses pendidikan karena ia tidak memilki cukup uang untuk bersekolah,
apalagi saat ini biaya pendidikan membumbung tinggi. Apabila masyrakat memiliki
suatu keterampilan untuk bekal kehidupannya dimasa mendatang maka akan lebih
baik bagi mereka. Sehingga mereka tidak hanya mengandalkan pendapatannya dari
sektor pertanian saja.
Setelah Desa Paringan ini terkenal dengan sebutan kampung
gila, maka berbondong-bondong mengalir bantuan dari pihak luar.
Seperti untuk Dusun Krajan, adanya sumbangan dari Perusahaan Semen Gresik berupa
mie instan, biskuit dan sembako. Selain itu, ada yang menyumbang
berupa kambing. Sumbangan tersebut diberikan kepada warga yang menyandang
gangguan jiwa.
PEMECAHAN
PROBLEM MASYARAKAT DUSUN KRAJAN
Pada bab sebelumnya
telah dibahas mengeani permasalahan yang etrjadi di dusun Krajan. Selanjutnya
adalah mengeani pemecahan permasalahan yang ditemukan di sana. Pemecahan ini
datang dari pemerintah maupun dari perusahaan-perusahaan tertentu. 1. Upaya Penanganan dari Dinas Kesehatan
Penyerahan Balai Pengobatan Kejiwaan di
Desa Paringan Jenangan ini sekaligus dihibahkan kepada Pemkab
Ponorogo untuk dikelola dan menjadi aset Pemkab. Dalam waktu dekat, sesuai
rencana juga akan dibuatkan ruang inap untuk pasien yang terletak di sebelah
belakang gedung balai pengobatan. Adapun awal dari pembangunan puskesmas ini
yaitu, sebelum di bangunnya puskesmas ada pengobatan keliling di dusun Krajan, setelah
diadakan pengobatan keliling beberapa kali, ternyata hasil dari pemeriksaan
ditemukan banyaknya penduduk yang menderita gangguan jiwa. Dengan begitu
perangkat desa mempunyai inisiatif untuk membangun pustu jiwa. Pustu jiwa
dibangun oleh perusahaan semen Gresik dan
pemerintah Provinsi Jawa Timur yang bertempaPustu Paringan jiwa ini bersifat umum, maksudnya yaitu
dibuka untuk pengobatan secara umum baik pengunjungnya dari daerah atau kota
sendiri maupun dari luar kota, baik penyakit gangguan jiwa maupun penyakit yang
lain. Didalamnya terdiri dari tiga perawat
yaitu Sulin, A Md kep, Nanik dan Narso. Sulin sebagai perawat sekaligus sebagai
penanggung jawab di pustu jiwa. Untuk pengunjung di pustu jiwa ini tidak
dipungut biaya sama sekali dalam pengobatannya. Pengunjung hanya dipungut biaya
parkir sebesar Rp. 1000 jika pengunjung membawa kendaraan seperti sepeda motor
dan mobil sebesar Rp. 2000.
Perkembangan dari masyarakat yang terkena
penyakit jiwa sangat pesat sekali. Pada bulan September 2011 yang berkunjung ke
puskesmas terdapat 10 orang gangguan jiwa, sedangkan untuk orang yang berobat penyakit
umum terdiri dari 85 orang. Bulan Oktober 2011 meningkat untuk gangguan jiwa
terdiri dari 59 pengunjung gangguan jiwa, sedangkan penyakit secara umum
meningkat menjadi 336 orang. Pada bulan November 2011 juga meningkat, untuk
pengunjung gangguan jiwa 99 orang, sedangkan yang terkena penyakit umum menjadi
395 orang. Dan untuk bulan Desember 2011 perkembangannya lebih pesat sekali
karena diadakan baksos di pustu jiwa ini, pengunjungnya tidak hanya dari kota
ponorogo sendiri, banyak juga pengunjung dari luar kota. Pengunjungnya mencapai
327 orang untuk gangguan jiwa, sedangkan penyakit umum mencapai 708 orang.[5] Dinas kesehatan didesa Paringan |
Di Dusun Krajan terdapat 16 orang yang terkena gangguan jiwa. Selain penyakit jiwa juga terdapat warga yang terkena penyakit ringan seperti, flu, batuk, pegal-pegal dan sakit kepala. Semakin berkembangnya pengunjung puskesmas, maka pengurus dari puskesmas mengajukan proposal kepada pemerintah untuk membangun sebuah rumah inap orang sakit. Usahanya pun tidak sia-sia karena rencananya bulan Maret 2012 akan dibangun rumah inap di belakang puskesmas, dan untuk desain bangunan sudah dibuat oleh Sulin.
Jenis obat-obatan untuk penyandang gangguan jiwa. Para penyandang gangguan jiwa menadapatkan terapi oleh perawat Balai Pengobatan desa paringan, yaitu dengan diberi obat-obatanm terentu untuk mengurangu sakit para penderita. Misalnya penderita gangguan jiwa yang terlalu agresif maka di injeksi dengan Govotil Haloperidol. Sedangkan untuk mengobati penderita yang sering berhalusinasi di obati dengan injeksi Haloperidol Decanoate. Penggunaan obat ini dalam jangka 1 bulan untuk mengobati orang yang suka berhalusinasi
2.

a. Bantuan sembako
Setelah ada pemberitaan besar-besaran di media massa bahwa terdapat orang gila di Desa Paringan yang jumlahnya dilebihkan dan tidak sesuai fakta yang sebenarnya di Desa Paringan, bantuan dari perusahaan-perusahaan kemudian berdatangan. Salah satunya adalah bantuan dari PT. Semen Gresik pada rentang bulan Mei sampai Oktober 2011. Waktu pemberian bantuan terdiri dari dua gelombang, yaitu gelombang pertama pada bulan Mei-Juli. Sedangkan gelombang kedua pada bulan September-Oktober. Bantuan ini dikhususkan untuk membantu warga penderita gangguan jiwa dan diberikan pula kepada warga miskin di Desa Paringan. Bantuan tersebut berupa sembako yang terdiri dari roti dan beras serta garam beryodium.
Bantuan menyebar ke seluruh dusun-dusun di Desa Paringan, antara lain sembako untuk Krajan diberikan kepada 77 orang baik itu penyandang gangguan jiwa maupun orang miskin. Sama pula halnya di Krangkungan bantuan diberikan kepada 39 orang, di Semambu berjumlah 69 orang, dan di Bagusan berjumlah 101 orang.[6]
b. Pemugaran rumah
Selain
memberikan sembako, pihak PT. Semen Gresik juga memberikan bantuan berupa
pembangunan rumah tidak layak huni (pemugaran rumah). Setiap rumah mendapatkan
dana pemugaran rumah sebesar Rp 10 juta. Rumah penderita yang menadapatkan
bantuan pemugaran rumah nampak khas di banding rumah-rumah warga yang lain,
yaitu terdapat simbol PT. Semen Gresik di dinding depan rumah bagian atas dan
warna dinding bagian luar berwarna biru muda. Adapun jumlah rumah penderita yang
mendapatkan dana bantuan pemugaran rumah berjumlah 30 rumah. Setiap rumah
dibantu sebesar Rp 10 juta. Jadi, junlah total bantuan adalah Rp 300 juta.
Dengan rincian sebagai berikut; Dusun Krajan 7 rumah, Krangkungan 8 rumah,
Semambu 8 rumah, dan Krangkungan 7 rumah.
Bantuan dana pemugaran rumah untuk warga Krajan adalah Rp 70 juta
untuk 7 rumah atau 7 orang penderita, Krangkungan mendapat Rp 70 juta untuk 7
rumah atau 7 orang penderita, Semambu mendapat Rp 80 juta untuk 8 rumah atau 8
orang penderita, dan Bagusan mendapat Rp 80 juta untuk 8 rumah atau 8 orang
penderita. Semambu dan Bagusan mendapat lebih banyak dikarenakan di kedua dusun
ini jumlah warganya lebih banyak.[7]
Alur pemberian dana bantuan
untuk pemugaran rumah PT.
Semen Gresik --> pemerintah desa --> pembentukan panitia --> pemugaran rumah (panitia berasal dari
aparatur desa) --> pembangunan rumah. b. Bantuan dari PT. Jamkrindo (Penjaminan Kredit Indonesia)
Di samping bantuan dari PT. Semen Gresik, Desa Paringan juga
mendapat bantuan dari PT. Jamkrindo. Bantuan tersebut antara lain berupa
sembako dan bantuan berupa kambing. Sembako terdiri dari mie instan, gula,
roti, kecap dan minyak goreng. Sembako diberikan kepada seluruh warga Desa
paringan yang emnderita gangguan jiwa. Total ada 63 penderita gangguan jiwa.
Sembako diberikan kepada 16 penderita di Krajan, 13 penderita di Krangkungan,
10 penderita di Semambu, dan 24 penderita di Bagusan. Untuk nama-nama penderita
di dusun Krajan terdapat di tabel 1.6 Pada Bab II. Sedangkan bantuan berupa
kambing yang diberikan berjumlah 18 ekor, dengan pembagian Dusun Krajan 4 ekor
kambing, Krangkungan 4 ekor kambing, Semambu 5 ekor, dan Bagusan 5 ekor
kambing.[8]
PENUTUP
A. Kesimpulan
A. Kesimpulan
Desa Paringan (di dalamnya juga termasuk Dusun Krajan)
dinamakan kampung gila karena banyaknya jumlah penduduk dari kampung tersebut
yang menjadi penyandang gangguan jiwa. Bahkan untuk Dusun Krajan sendiri penduduknya
yang menjadi penyandang gangguan jiwa ini mencapai 1% dari jumlah
penduduk di Dusun tersebut.
Teman-teman Praktikum Pemetaan |
Ada beberapa penyebab yang mengakibatkan banyaknya para penyandang
gangguan jiwa ini di Dusun ini. Ada di antara mereka yang menyandang
gangguan jiwa dikarenakan faktor keturunan. Dan adapula yang dikarenakan
faktor ekonomi yang lemah dan pernikahan sedarah. Dalam
penanganan penderita gangguan jiwa di Dusun Krajan hanya sebatas penanganan
dari segi ekonomi. Dan bantuan seperti
inilah yang menyebabkan warga menjadi tergantung terhadap bantuan dan
menganggap bahwa orang yang datang pasti akan membantu atau memberi uang.
Penanganan seperti ini kurang cocok untuk mengatasi permasalahan di Dusun
Krajan, karena tidak menyentuh akar masalah yang sebenarnya dan tidak mampu
untuk memberdayakan potensi masyarakat setempat.
[2] Wawancara denga Pak Sarno (67
tahun) tanggal 11 Pebruari 2012
[3]
Wawancara dengan Pak parno tanggal 10 pebruari 2012 dan Pak Sarno
tanggal 12 Pebruari 2012
[4] Wawancara
dengan Pak Sulin, perawat Balai Pengobatan Desa Paringan
[6] Data desa yang dipegang oleh Pak
Tajib (Sekdes Paringan). Wawancara tanggal 12 Pebruari 2012 pukul 16.00-17.30
[7]
Hasil wawancara dengan Pak
Tajib (Sekretaris Desa Paringan) tanggal 12 Pebruari pukul 16.00-17.30.
Pada awalnya ia terlihat enggan untuk
memberikan informasi. Tapi, Alhamdulillah pewawancara dari kelompok Krajan
berhasil mendapatkan data tersebut serta data-data yang lain.
[8] Hasil wawancara dengan Pak Tajib
(Sekdes Paringan) tanggal 12 Pebruari 2012 pukul 16.00-15.30.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar